Di dalam ilmu beladiri mengenal berbagai macam bentuk teknik pertarungan
di dalam ilmu beladiri. Teknik pertarungan ilmu beladiri tersebut di
bagi dalam 4 (empat) kelompok besar yaitu: teknik praktis, teknik ideal,
teknik insidentiel dan teknik fantastis.
1. Teknik Praktis
Yang tergolong teknik praktis ini baik berupa
pukulan, tangkapan, tangkisan, bantingan, hindaran maupun tendangan
serta teknik lainnya yang teknik itu tidak bertentangan dengan gerakkan
alamiah atau gerakkan anatomie misalnya tendangan seperti menendang bola
dan lain sebagainya yang mudah dilaksanakan dan tidak sulit untuk
dipelajari.
Misalnya pukulan tangan yang arahnya ke muka, mendorong
ke muka atau di ayun ke muka seperti menempeleng atau meninju. Gerakan
ini dapat dikuasai oleh semua orang yang tidak mempelajari Ilmu Beladiri
sekalipun. Juga pukulan lainnya atau tendangan yang mudah dipelajari
dan masuk akal.
Cara-cara yang praktis ini paling sering digemari
baik dalam pertandingan ataupun pertarungan bela diri. Di gunakan oleh
olah ragawan ilmu beladiri sebanyak kurang lebih 60% dalam suatu
pertarungan.
Gerakan ini tidak banyak meminta keseimbangan atau
latihan-latihan persiapan yang sulit dan berat. Teknik praktis ini
berarti pula teknik yang tidak terlalu rumit untuk dilaksanakan dan
hasilnya cukup memuaskan.
Teknik ini biasanya diberikan terlebih dahulu pada tingkat-tingkat dasar atau bagi para pemula belajar ilmu beladiri.
2. Teknik ideal
Cara
yang ideal ini lebih sulit daripada teknik praktis dan membutuhkan
kesempurnaan latihan dan ketepatan gerak yang mengandung keseimbangan,
keluwesan dan tekanan-tekanan tertentu serta tidak dipergunakan sesering
teknik praktis. Untuk menggunakan teknik ideal ini membutuhkan
kesempatan dan posisi yang tepat.
Teknik ini banyak didapatkan pada
kuncian-kuncian yang fatal atau mematahkan atau membanting atau pada
tendangan loncat atau juga pada tendangan layang.
Pada saat tertentu
dapat digunakan dengan mudah karena kemahiran yang menggunakannya. Tak
jarang pula teknik ini menentukan kemenangan dengan hasil K.O. maka
pukulan-pukulan atau tendangan-tendangan yang terlatih dengan baik bisa
digolongkan ke dalam teknik ini.
Sering pula teknik ini mengalami
perubahan kerja dan bentuknya akibat keadaan lawan yang menyulitkan atau
reaksi lawan yang tidak memberikan kesempatan akan terselenggaranya
dengan sempurna teknik ideal ini.
Teknik ini dipergunakan sebanyak
kurang lebih 25% dalam pertarungan. Serta teknik ini dipelajari pada
tingkat menengah. Seseorang yang telah mahir karena kebiasaan latihan
dapat mempergunakan teknik ini seperti teknik praktis. Namun selalu
terbentur oleh reaksi lawan yang tidak terduga dan merintanginya.
Pada tingkat pertarungan teknik oleh atlit atau olah ragawan beladiri yang bermutu, teknik ini sering dipergunakan.
3. Teknik insidential
Teknik
ini merupakan teknik yang paling sulit untuk dilatih atau sering
menggunakan atau menjalankan dulu latihan-latihan persiapan yang lama
dan matang sebelum melakukan gerakan teknik insidentiel.
Contohnya
yaitu menendang dengan dua kaki ke arah dada lawan yang mengharuskan
loncatan tinggi serta keseimbangan yang tinggi dan kecepatan yang tinggi
pula.
Meloncat tinggi kemudian menukik ke bawah seperti burung
menyerang dada lawan dengan kepala seberat badannya, menendang dua kali
di udara tanpa turun membutuhkan kecepatan dan loncatan yang tinggi,
meloncat seperti harimau kemudian menendang dengan dua kaki, dan
lain-lainnya yang tidak semua orang beladiri dapat melakukannya.
Teknik
ini jarang dipergunakan karena menunggu kesempatan yang sebaik-baiknya.
Teknik ini diberikan atau dipelajari pada tingkat tinggi dalam ilmu
beladiri.
Karena teknik ini merupakan kelebihan-kelebihan seseorang
maka mungkin tidak semua orang beladiri dapat menirunya, kecuali dengan
kemauan yang keras dan rajin berlatih terus menerus. Seperti keadaan
salto kemudian menendang sebelum jatuh ke tanah, bagi mereka yang
berbadan gemuk tentu sulit untuk meniru teknik tersebut. Sebab mereka
harus melalui latihan persiapan dahulu di samping memakai alat-alat
pembantu yang tepat untuk menguatkan loncatan serta meninggikan
keseimbangan.
4. Teknik Fantasis
Teknik fantastis ini hampir tidak
bisa diterapkan dalam kenyataan, terlalu muluk dan tak masuk akal.
Seperti loncatan diluar kemampuan manusia, berkelebat dan terbang
seperti burung, menendang lebih dari tiga kali di udara, atau
melayang-layang di atas kepungan lawan lebih dari satu tanpa turun dalam
jangka lama, berjalan seperti cicak di dinding, bertengger di atas
ranting dan lain sebagainya. Biasanya teknik ini dipengaruhi oleh
dongeng-dongeng yang tidak diketemukan dalam kenyataan kecuali di komik,
cerita silat atau cerita film.
Pada zaman modern ini, teknik
fantastis ini dianalisa secara rasio mereka dengan dapat menghancurkan
batu kali, papan, balok es, kelapa, batu merah, genteng dan lain-lainnya
sebagai pengganti “Pukulan Penghancur Gunung” dengan latihan yang
tekun dengan mengeraskan pukulan pada sasaran latihan seperti yang
banyak dicontohkan dalam berbagai pelajaran ilmu beladiri.
Terbang
seperti burung juga sudah dianalisa seperti mereka melatih loncatan
tinggi dengan tendangan dan keahlian-keahlian insidentiel.
Kelak
apabila kemajuan dan perkembangan pribadi mencapai puncak ketinggiannya
maka teknik fantastis bisa menjadi teknik insidentiel dan teknik
insidentiel menjadi teknik ideal serta teknik ideal menjadi teknik
praktis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar